Yang Tersendiri

 



07 yang tersendiri heri ireng cepu blora
Terhempas ku terjaga dari lingkar mimpi pada titik sepi. Suaramu terngiang menembus khayalku yang juga tentangmu. Dan kuakui tanpa kemunafikan. Kucinta kau. Bahwasannya keakuanku bersumpah. Kucinta kau.
Bayangmu menghantui setiap gerakku dan kemauanku. Dahagaku akanmu matikan emosi juga ambisiku. Dan kuakui tanpa kemunafikan. Kucinta kau. Bahwasannya keakuanku bersumpah. Kucinta kau.
Tak tahu kenapa Iwan Fals mengambil judul “Yang Tersendiri” pada lagu ini. Tak tahu pula apa motivasi Iwan Fals ketika membuat serta menulis lirik lagu ini. Adakah makna transendental ke Atas, ataukah hanya sewajarnya. Ataukah pemilihan judul ini dimaksudkan sebagai aktualisasi sisi lain dari seorang Iwan Fals? Seorang godfather – tetua – orang yang sangat diperhitungkan di kalangan dunia hitam. Terkenal dengan kritik sosialnya, tiba-tiba menyanyikan lagu cinta yang sebenarnya. Kita juga tidak tahu.
Seperti halnya dengan lirik lagu “Penantian” punya Hj Sitoresmi Prabuningrat, lagu ini juga berawal dari sebuah kesadaran. Keadaan tersadar dari sesuatu realita dunia yg sebenarnya bagai mimpi. Memang keadaan sadar sebenarnya adalah ketika kita konsentrasi pada diri sendiri. Terbawa suasana pada titik sepi. Jiwa ada pada raga. Raga ada pada jiwa. Terkesan egosentris memang. Itulah kenyataannya.
Pada sebuah titik sepi, terasa jernih semua. Damai. Bila ada ingatan tentang sesuatu, tentang nama, tentang suara, akan mudah menembus alam khayal yg sejatinya adalah kesadaran. Dengan sendirinya, hati terbawa pada sebuah pengakuan murni. Bahwa diri sangat nyaman saat bersama. Menjadi positif semua. Ikhlas. Apapun. Apapun. Hingga ke-aku-an (ruh) berani bersumpah. Diri menganggap itu cinta yang sebenarnya.
Bila sudah begitu, bayang obyek pembuat nyaman itu seakan mengikuti setiap gerak setiap keinginan. Selalu rindu. Tak terhindarkan. Hanya hati yang tahu. Kerinduan itu akan membunuh emosi juga ambisi akan sesuatu yang lain. Dan akan semakin mengakui, tanpa kemunafikan. Ku cinta kau. Cinta yang sebenarnya. Itulah sebenar-benarnya cinta. Tak akan ada yang bisa mengungkiri. Meskipun dicoba melewatkan dengan kisah-kisah lain. Bayang itu tetap akan ada. Mendominasi waktu-waktu tertentu. Tanpa diketahui siapapun. Siapapun. [ heri ireng – cepu blora ]
 
© 2012. DM-B- BT BS